Gambar

Pegunungan Kendeng yang kaya akan air

Persawahan dengan tanaman padi sepanjang tahun di kaki Pegunungan Kendeng

Gambar

Pepohonan rindang tepi salah satu Penampungan air di Pegunungan Kendeng

Kamis, 08 November 2012

MATA AIR -MATA AIR RAKSASA PEGUNUNGAN KENDENG

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis
Di wilayah Karst Pati (Sukolilo, Kayen, Tambakromo) terdapat 145 sumber sumber air raksasa yang mengalir sepanjang tahun. Keberadaan Sumber Daya Alam di wilayah tersebut, mungkin merupakan satu satunya di negeri tercinta kita Indonesia atau bahkan satu satunya di dunia.Fenomena alam atau keajaiban alam tersebut adalah karena keberadaan air dari sumber-sumber air alam raksasa tersebut sudah dimanfatkan oleh ribuan bahkan hingga jutaan penduduk di kawasan Pegunungan Kendeng Utara sejak ratusan tahun yang lalu untuk kebutuhan air bersih dan pengairan sawah untuk pertanian. 

Mengapa penulis katakan penggunaan air tesebut telah digunakan sejak ratusan tahun yang lalu? Sebagai salah satu bukti bahwa pemanfaatan air tersebut oleh penduduk setempat sejak ratusan tahun yang lalu adalah keberadaan Makam Keramat Sunan Prawata di desa Prawata di Kecamatan Sukolilo. Kita ketahui bersama bahwa Sunan Prawata dan pengikutnya hidup pada masa Kerajaan Islam Demak Bintoro. Keberadaan makam tersebut tidak jauh dari Sumber Air Raksasa Widodaren di Desa Prawoto, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati. Mengapa mata air yang keluar dari Pegunungan Kapur Utara penulis namai dengan sumber alam raksasa. Dalam dunia pewayangan raksasa mempunyai tubuh yang amat tinggi dan sangat besar. Mata air-mata air yang keluar dari pegunungan tersebut mempunyai rata-rata lebar dengan diameter ½ meter hingga 1 meter, bahkan ada yang lebih. Sedangkan kata Alam karena sumber yang ada tidak dibuat oleh manusia. 

Keberadaan sumber raksasa tersebut dicipta oleh Yang Maha Kuasa untuk manusia di sekitarnya agar mereka dapat mengambil kemanfaatan dari ratusan sumber tersebut.. Perlu diketahui bahwa air dalam jumlah yang besar yang keluar dari sumber-sumber raksasa ini sangat jernih,tidak berbau, alamiah dan tidak tercemar.Karena kejernihan dan sehatnya air, ribuan bahkan jutaan penduduk yang berada di wilayah Pegunungan Kendeng Utara telah memanfaatkannya untuk kepentingan mandi,memasak,air minum, mencuci, memberi makan ternak dan sebagian besar air digunakan untuk pengairan pesawahan dan perkebunan /pategalan. 

 Yang menjadi Ajaib adalah ketidak lelahan sumber-sumber raksasa tersebut untuk mengeluarkan air di musim kemarau atau musim penghujan. Selain itu tidak hanya satu sumber tetapi terdapat ratusan sumber air di tempat yang tidak terlalu jauh di wilayah Pegunungan Kapur Utara yang mungkin keberadaan sumber-sumber yang berukuran besar ini tidak ada duanya di dunia. 

 Karena keterbatasan waktu, tenaga dan fikiran penulis untuk melakukan survey lapangan, dari 145 sumber atau mata air raksasa yang ada, penulis baru dapat menyebutkan beberapa nama dari mata air atau sumber raksasa. Inilah sumber-sumber air alam raksasa yang terdapat di Pegunungan Kapur Utara yang terdapat di wilayah Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora.
1. Sumber Sentul, Misik, Sukolilo, Pati.
2. Sumber Goa Pancur, Jimbaran, Kayen, Pati.
3. Sumber Dodo, Jimbaran, Kayen, Pati.
4. Sumber Goa Wareh, Kedumulya, Sukolilo, Pati.
5. Sumber Asem Bosok, Kedumulya, Sukolilo, Pati
6. Sumber Geneng, Sukolilo, Pati
7. Sumber Plosokuning, Sukolilo, Pati.
8. Sumber Reco, Sidowayah, Sukolilo, Pati
9. Sumber Gemblung, Sukolilo, Pati.
10. Sumber Dandang, Sukolilo, Pati.
11. Sumber Mbendo, Sukolilo, Pati.
12. Sumber Kali Sumber, Lebak Kulon, Sukolilo, Pati.
13. Sumber Goa Bandung, Kedungwinong Sukolilo, Pati.
14. Sumber Angling Darmo, Mlawat, Baleadi, Sukolilo, Pati.
15. Sumber Widodaren, Prawoto, Sukolilo, Pati.
16. Sumber Banyu Racah, Bunagung, Beketel, Kayen, Pati.
17. Sumber Sendang, Beketel, Kayen, Pati.
18. Sumber Mangin, Beketel, Kayen, Pati.
19. Sumber ‘Sumber’ Beketel, Kayen, Pati.
20. Sumber Goboyo, Brati, Kayen, Pati.
21. Sumber Jeruk Wangi, Beketel, Kayen, Pati.
22. Sumber Tunggangan, Sendang, Beketel, Kayen, Pati.
23. Sumber Buran, Kebunagung, Kayen, Pati.
24. Sendang Lanang, Maitan, Tambakromo, Pati.
25. Sendang Klumpit, Maitan, Tambakromo, Pati.
26. Sumber Pakis, Tambakromo, Pati.
27. Sumber Ngesong, Wirosari, Grobogan.
28. Sumber Mudal, Wirosari, Grobogan.
29. Sumber Agung, Ngaringan, Grobogan.
30. Sumber Bentolo, Todanan, Blora.
31. Sendang Pengilon, Goa Trawang, Blora.

 Perlu diketahui bahwa 145 sumber- sumber air alam raksasa yang ada di wilayah Karst Pegunungan Kendeng Utara mengeluarkan air sepanjang tahun dan tidak mengenal musim artinya musim kemarau atau musim penghujan air tetap mengalir dari ratusan sumber-sumber raksasa tersebut. (Ditulis oleh P Damin, SMPN 1 Kayen)

GOA WAREH SUKOLILO, KAB PATI

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis
     Goa Wareh, begitu namanya terletak di Desa Kedumulya, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari kota Pati kira-kira 20 km ke arah selatan. Desa Kedumulya terletak di Kaki Pegunungan Kendeng Utara bagian utara. Goa wareh berada di sebelah selatan desa tersebut. Dari Jalan Raya Pati Purwadadi kurang lebih 20 km .Karena tak ada transportasi umum yang menuju ke goa tersebut, para pengunjung dapat menggunakan sepeda, sepeda motor atau mobil pribadi untuk sampai ke lokasi. 

Dari jalan raya Pati-Purwadadi, jalan masuk menuju ke Goa Wareh, aspalnya sudah banyak yang menghilang. Pada 2 April 2010, penulis bersama keluarga dengan menggunakan sepeda motor mendatangi tempat tersebut untuk mengadakan pengamatan sekaligus rekreasi keluarga yang murah meriah. Setelah 1 jam perjalanan dari Kota Pati dan kira-kira akan sampai ke lokasi, penulis menghentikan sepeda motor dan bertanya pada dan bertanya pada 3 anak laki-laki kecil yang sedang memancing ikan di sungai tepi jalan masuk ke lokasi. Mereka menggunakan kail sederhana, mereka mendapat 5 ikan kecil yang direnteng dengan rumput. Penulis bertanya kepada mereka ,” Mas, jalan menuju ke Goa Wareh arahnya kemana?” Mereka mejawab secara bergantian,”Ikuti saja jalan beraspal ini nanti Bapak akan sampai ke Goa Wareh. “ Jauh, Mas?” penulis menyela. “ Tidak, Pak,” mereka menjawab serentak. 

 Dengan yakin penulis bersama istri dan tiga anak mengikuti dan menelusuri jalan yang beraspal yang telah ditunjakkan oleh ketiga bocah kecil tadi.Tapi sayang jalan yang beraspal yang digambarkan oleh ketiga bocah kecil tadi tidak lagi beraspal. Banyak aspal yang sudah terlepas dari jalan tersebut, tetapi bekas-bekas aspal yang masih tersisa cukup sebagai petunjuk jalan bagi penulis untuk sampai ke lokasi. Di tepi kanan dan kiri jalan menuju ke tempat lokasi ditanami pohon-pohon jati dan tanaman keras lainnya yang tumbuh dengan lebat. Setelah 1 km dari jalan utama, kuhentikan sepeda motor sejenak. Kuarahkan pandanganku ke selatan. 

Dihadapan penulis terhampar persawahan hijau nan subur yang begitu luas. tidak hanya tanaman padi, tetapi pohon-pohon jati yang sangat lebat di kejauhan menjulang tinggi ke langit biru. Selain itu pohon-pohon mangga, pohon-pohon mangga dan tanaman pertanian lainnnya yang tumbuh dengan subur. Akhirnya pandangan penulis tertuju daerah pegunungan di ( sebagian kecil Pegunungan Kapur Utara) yang ada di Desa Sukolilo dan Desa Kedumulya. Nah di tanah sekitar perbukitan yang menurut rencana akan didirikan Pabrik Semen Gresik. Dari kejauhan tampak pegunungan yang hijau dan biru. Berbagai jenis rerumputan dan tanaman pegunungan lainnya tumbuh secara alamiah menutupi wilayah permukaan pegunungan tersebut sehingga tampak hijau dan biru kalau dilihat dengan mata telanjang dari jarak yang cukup jauh. 

Di kaki pegunungan tersebut tampak dari kejauhan banyak ribuan pohon jati dan tanaman keras lainnya yang tumbuh dengan subur. Apakah benar pegunungan tersebut yang menurut rencana akan dikepras dan dihancurkan untuk pendirian Pabrik Semen Gresik jenis tanahnya adalah tandus dan tidak subur? Menurut bukti-bukti yang ada atau kenyataan dengan tumbuh suburnya berbagai jenis tanaman pertanian dan tanaman keras lainnya di wilayah tersebut maka pendapat atau penelitian yang menyatakan bahwa tanah di wilayah tersebut adalah tandus dan tidak dapat ditanami adalah tidak benar. Justru dikaki Pegunungan Kapur yang menurut rencana akan didirikan Pabrik Semen adalah wilayah pertanian yang sangat subur yang dapat ditanami padi, tebu sepanjang tahun. Selain itu menurut realita yang ada bahwa wilayah bebatauan atau tanah di pegunungan yang tersebut adalah kaya akan phospat alam. 

Sebagaimana telah dijelaskan penulis pada bab sebelumnya phospat alam adalah senyawa antara kotoran kelelwar dan batuan kapur dalam waktu yang lama. Adalah pendapat yang tidak benar dan tidak masuk akal bahwa tanah di Kecamatan Sukolilo atau tanah-tanah yang ada di wilayah Pegunungan Kapur Utara adalah jenis tanah yang tandus dan tidak dapat ditanami. Untuk sebagian kecil wilayah memang demikian tetapi sebagian besar tanah yang ada di Pegunungan Kapur Utara dan sekitarnya adalah daerah yang sangat ccocok untuk pertanian dan daerah yang sangat subur. Sebagai bukti bahwa wilayah Kecamatan Sukolilo adalah wilayah yang sangat subur adalah ketika kita mau masuk Desa Sukolilo dari arah Pati di lereng Pegunungan sebelah kiri jalan terlihat ratusan tanaman keras yang besar-besar dan subur. Di sebelah kanan jalan raya di pertanahan yang landai sawah ditanami padi,tebu,jagung dan tanaman pertanian lainnya. Sebagai bukti lain adalah disekitar SMPN 1 Sukolilo ribuan pohon jati yang tumbuh subur disana. 

Dari Sukolilo ke barat arah prawoto sawah-sawah di sebelah kanan jalan ditanami padi dan jagung dan tumbuh dengan subur. Setelah berhenti untuk merenung, penulis melanjutkan perjalanan ke Goa Wareh. Setelah tiba di lokasi , ada 3 anak putri seusia kelas 7 smp sedang mandi dan bermain dengan air yang sangat jernih yang keluar dari samping kiri mulut Goa Wareh. Datang dua bocah laki laki kecil dengan mebawa pakaian seragam merah putih. Setelah selesai mencuci mereka terjun ke air tersebut. Setelah sampai disana ketiga anak penulis menyempatkan mandi dan bermain di tempat tersebut. Perlu diketahui bahwa air yang keluar dari mulut goa tersebut sangat jernih. 

Sumber Air Alam Raksasa Goa Wareh tidak mengenal musim. Dengan diameter kira-kira 1 meter sumber tersebut mengeluarkan air jernih dan sehat salama musim penghujan dan selama musim kemarau. Tidak mengherenkan keberadaan air tesebut sangat berguana untuk kebutuhan air bersih sebagian besar masyarakat desa Kedumulya, Kecamatan Sukolilo. Kelebihannya digunakan untuk mengairi tanaman padi dan jagung sawah-sawah Desa Kedumulya dan sekitarnya. Apabila pengerukan pegunungan kapur yang terdapat aliran sungai bawah tanah yang menuju ke Goa Wareh dihancurkan untuk bahan baku semen, maka air dari Sumber Alam Raksasa Goa Wareh akan habis dan tidak ada aliran air lagi dari goa tersebut. Dampak negative apa yang akan tejadi seandainya Sumber Air Alam Raksasa Goa Wareh tidak lagi mengeluarkan air? 1.Daerah Kedumulya dan Cengkalsewu dan sekitarnya yang semula melimpah air bersih dan tercukupinya air untuk pertanian akan kekurangan air bersih atau air untuk pertanian. 2.Sumber-sumber air dalam tanah di sekitar wilayah Desa Kedumulya dan Cengkal sewu akan berkurang bahkan dapat mati. 3.Sebagian peduduk yang menggantungkan pengairan dari Sumber Air Raksasa Goa Wareh akan kesuliatan air. Mereka tidak mungkin dapat panen sampai 2 atau 3 kali dalam setahun. (Ditulis oleh P Damin, SMPN 1 Kayen)

SUMBER NDODO, JIMBARAN, KAYEN, KAB. PATI


Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis

Sumber Air Raksasa Dodo, terlertak di wilayah Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Kabupaten Pati. Wilayah ini adalah termasuk di Wilayah Pegunungan Kendeng/Kapur Utara. Seperti halnya sumber air raksasa yang lain,air yang keluar dari sumber tersebut dengan diameter kira-kira 1 meter digunakan untuk kebutuhan air bersih dan untuk pengairan persawahan Desa Jimbaran dan persawahan di desa-desa sekitarnya. Sumber tersebut tidak mengenal musim. 

Baik di musim kemarau terlebih pada musim penghujan air tetap mengalir. Disekitar tempat tersebut tumbuh beraneka tanaman pertanian yang sangat subur. Demikian pohon pohon jati yang tumbuh dengan lebat. Disekitar sumber air raksasa terdapat makam tua yang menurut penduduk setempat merupakan makam keramat. Di bagian bawah sumber air tersebut terdapat penampungan air yang cukup besar untuk tandon air pertanian dikala puncak kemarau tiba.

CURUG TADAH UDAN SUKOLILO, KAB. PATI

Ditulis dan dipostingkan oleh Penulis
Curug Tadah Udan berada di Desa Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dari jalan pasar lama Sukolilo (Jl. Raya Pati-Purwadadi), kira-kira perjalanan 4 menit dengan sepeda motor ke arah timur.Ketika penulis mengunjungi curug tersebut di sepanjang perjalanan ke tempat lokasi tampak di kanan dan kiri jalan gang desa banyak pralon pralon yang terisi air bersih yang tersalurkan ke rumah-rumah penduduk Su
kolilo dan sekitarnya. Setelah dua menit perjalanan dari jalan utama penulis berhenti sesaat melihat menara penampungan air setinggi kira-kira 3 meter. Penulis bertanya pada salah satu penduduk yang pada saat itu sedang duduk disekitar tower tersebut.”Maaf, Pak, Pralon-pralon ini berasal dari mana? Ia menjawab dengan ramah “ Dari Curug Tadah Udan, Pak”. Setelah mengucapkan terima kasih penulis akhirnya menemukan petunjuk arah. Kuikuti saja pralon-pralon yang mengarah ke Curug Tadah Udan tersebut. 

Kemudian penulis menghentikan sepeda motor dan memarkir sepada di tempat yang aman karena jalan di tepi sungai yang menuju ke Curug terputus karena banjir. Luar biasa! Penulis tekagum kagum saat tiba di sekitar lokasi. Tebing yang begitu terjal yang hampir 90 derajat dengan ketinggian kurang lebih 25 meter yang mana diatas bukit tersebut ditumbuhi dengan pohon jati dan mahoni yang sangat subur. Suara air terjun sudah tedengar dari kejauhan sekitar 100 meter dari lokasi. Dalam benak saya Curug Tadah Udan airnya ada kalau pada musim penghujan. Ternyata dugaan penulis meleset jauh. Curug Tadah Udan mengalirkan air sepanjang tahun. Artinya air yang cukup besar yang jatuh dari ketinggian 10 meter tersebut tetap mengalir dikala musim penghujan maupun musim kemarau. 

Ini terbukti ketika penulis berjalan menuju ke lokasi dengan berpapasan dengan nenek tua. Maaf, Mbah, apakah air di sungai ini yang dari Tadah Udan tetap mengalir kalau pada waktu kemarau? Beliu menjawab dengan sedikit nada kesal” Kalau tidak ada air itu nanti saya mencuci dan mandi pakai apa, Pak?. Ia menjawab sambil berlalu. Walaupun demikian dari bibir penulis tetap mengucapkan matur nuwun atau terima kasih. Penulis mendaki jalan yang sedikit terjal untuk sampai ke lokasi. 

Di sekitar Curug Tadah Udan terdapat tumbuh-tumbuhan besar dan yang sangat subur dan menjulang tinggi ke langit biru sehingga membuat di sekitar tempat tesebut rindang. Dengan adanya kandungan uap air dari Curug dan rindangnya pepohonan membuat udara di tempat tersebut cukup dingin dan segar. Suara air yang jatuh dan kicauan beberapa burung masih terdengar di sekitar Curug tersebut menambah suasana alami tempat tersebut. Suasana yang demikian membuat penulis untuk berlama-lama untuk tetap tinggal dan menikmati suasana yang tidak dapat ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan lain di Kabupaten Pati. 

 Air dalam jumlah yang cukup besar meluncur tiada henti kupandangai dari jarak sekitar 10 meter. Subhannallah. Heran, kagum dan sedikit berampur rasa takut karena tidak ada orang lain pada saat penulis berkunjung ke sana.Dengan memandangi air terjun kuarahkan dan kuambil beberapa gambar dengan kamera digital dari Curug Tadah Udan tersebut. Tapi sayang Obyek Wisata lokal ini belum tegarap secara maksimal sehingga belum layak jual. Kemudian penulis merenung, apabila perbukitan atau gunung-gunung kapur yang berada diatasnya yang terdapat sumber-sumber air alam raksasa yang menyuplai air tesebut dihancurkan untuk diambil batuan kapur untuk bahan baku semen , maka berhentilah air yang selama ini mengalir di Curug Tadah Udan tersebut. Adalah sudah menjadi kewajaran keberadaan Curug Tadah Udan dipertahankan secara gigih oleh masyarakat Sukolilo dan sekitarnya. (Ditulis Oleh P Damin)

SUMBER SENTUL MISIK SUKOLILO KAB. PATI

Pada akhir tahun 2009 ribuan masyarakat Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen yang berada di sekitar Pegunungan Kendeng Utara yang diusung dengan puluhan truck,puluhan bus,puluhan mobil pribadi dan berkendara sepeda motor berunjuk rasa di alun alun pati dan sekitarnya untuk menolak secara tegas Rencana Pendirian Pabrik Semen Gresik di wilayah Kecamatan Sukolilo. Penulis pada saat pulang dari mengajar berpapasan di jalan raya Pati Kayen dengan ribuan pengunjuk rasa tersebut. Penulis menepi ke tepi jalan dan berhenti seraya menghitung jumlah kendaraan yang digunakan oleh pengunjuk rasa. Sebagian besar dari pengunjuk rasa bermata pencaharian petani.Mereka melambaikan tangan kepada penulis dan orang yang berada di jalan tersebut. Penulis mengangkat kedua tangan dengan ibu jari menunjuk keatas serasa sependapat dengan suara hati mereka.

Yang lebih mencengangkan lagi ketika penulis tiba di Simpang Lima Pati atau Kota Pati, di sana tak ada kerusakan.Para pengunjuk rasa tidak melakukan tindakan yang anarkis. Ya…..alam demokrasi. Semua insan manusia boleh mengeluarkan pendapat tetapi tidak boleh anarkis. Tindakan mereka mungkin dapat diterima. Mereka hanya menyuarakan keinginan hati mereka.Ribuan petani tersebut tidak mengijinkan atau atau menolak secara tegas daerah, tanah, wilayah yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian,sebagai tempat untuk membesarkan jutaan ribuan anak mereka, sebagai tempat untuk beribadah, sebagai tempat untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman akan diexplorasi dan diexploitasi oleh sebuah perusahaan raksasa. Pada awal April 2010, penulis mencoba menelusuri sebenarnya apa saja yang dipertahankan demikian gigih oleh ribuan masyarakat.Pada awal bulan tersebut penulis mendapat Tugas Negara untuk mengawasi Ujian Akhir Nasional di salah satu SMP di Sukolilo.Penulis pikir adalah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Setelah menyelesaikan tugas pengawasan selama dua jam, penulis tidak langsung pulang tetapi ingin mengunjungi beberapa sumber air alam raksasa yang ada di desa Sukolilo. Di perjalanan penulis bertanya pada beberapa penduduk setempat. Penduduk tersebut menunjuk pada nama Sumber Sentul atau selanjutnya penulis sebut dengan Sumber Air Alam Raksasa Sentul di dukuh Misik Sukolilo. Seperti seorang wartawan yang professional, penulis menyusuri tempat tesebut. Letak dari sumber tersebut kira-kira 1 km dari jalan raya ke arah timur. Pada waktu itu penulis sengaja membawa kamera digital. Sesampai tiba di lokasi, penulis arahkan foto digital ke beberapa obyek dilokasi tesebut dan mengambil gambarnya. Seraya mengambil gambar, penulis teheran-heran dan tertegun-tegun akan keajaiban alam tersebut.Ada lubang yang sangat besar di bawah bukit dengan diameter kira-kira 1 meter. Lubang tersebut mengeluarkan air yang jernih dan segar.”Sumber Sentul” begitu masyarakat Misik dan Sukolilo menyebutnya. Air yang begitu jernih ditampung pada bak penampungan yang cukup besar dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 5 meter dan ketinggian 1 meter. Bak tersebut terdapat dua pintu air ke arah barat dan utara. Bak air yang mengarah ke utara debit airnya lebih besar. Di kedua bak air tesebut ditanam puluhan pralon yang berdiameter cukup lebar. Pralon-pralon yang ditanam tersebut fungsinya untuk menyalurkan air ke rumah-rumah penduduk Misik dan Sukolilo bagian bawah. Air dari sumber tersebut digunakan untuk keperluan memasak,air minum, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Walaupun dipasang puluhan pralon besar, air dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul tetapi air masih tersisa lebih besar yang disalurkan ke parit-parit untuk kepentingan irigasi pertanian untuk mengairi tanaman-tanaman padi, tebu, jagung, kacang, pisang dan tanaman pertanian lainnya. Setelah kira-kira lima menit berada di tempat tersebut, penulis didatangi oleh dua penduduk setempat kira-kira berumur 45 tahun usianya.Mereka bertanya seraya menyelidiki,”Maaf, Pak…..Bapak kemari dan mengambil gambar-gambar ini untuk apa? Penulis memberi penjelasan pada kedua penduduk setempat tersebut bahwa tujuan dari kedatangan penulis ke tempat lokasi adalah ingin melihat secara dekat Sumber Sentul, mengambil beberapa gambar dari sumber tersebut, kemanfaatan keberadaan Sumber Sentul bagi masyarakat sekitar, serta ingin mengetahui alasan-alasan apa yang melatar belakangi keinginan yang sangat besar untuk mempertahankan secara mati-matian keberadaan sumber tersebut. Setelah penulis jelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke tempat lokasi mereka berdua dapat menerima kehadiran penulis di tempat tersebut dengan senang hati. Setelah pecakapan berlangsung 5 menit akhirnya penulis mengetahui bahwa nama dari penduduk Misik tersebut adalah Pak Sudarto dan Pak Sutrisno. Kedua bapak tersebut menjelaskan bahwa Sumber Air Alam Raksasa Sentul tak pernah berhenti baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.Beliu juga menjelaskan bahwa air dari sumber tersebut sebagian disalurkan ke rumah-rumah warga dan sebagian besar yang lain digunakan untuk mengairi padi dan jagung di sawah-sawah Dusun Misik, Dusun Ngawen, Dusun Bambok dan Desa Baturejo. Pada pertemuan yang tak disengaja tersebut bapak- bapak tadi menambahkan bahwa tanah pegunungan ( Pegunungan Kapur Utara) dari Dusun Misik, Desa Sukolilo, Desa Tompe Gunung, Desa Sumbersoko sampai ke Gelur dan daerah-daerah sekitarnya adalah daerah-daerah yang sangat subur.Apabun tanaman pertanian atau perkebunan yang ditanam di tempat-tempat tersebut akan tumbuh dengan subur dan berbuah lebat. Setelah kira kira percakapan berlangsung seperempat jam, secara tiba-tiba penulis melihat seekor ikan emas yang sangat besar di bak penampungan sumber air tersebut. Akhirnya penulis bertanya tentang keberadaan ikan tersebut. Beliu berdua menjelaskan bahwa penduduk Misik Sukolilo sengaja menabur bibit ikan air tawar seperti ikan emas, ikan tawes,ikan nila,ikan gurami, ikan lele dumbo dan berbagai jenis benih ikan air tawar ke Sumber Sentul. Mereka berdua menjelaskan juga bahwa pada siang hari ikan-ikan yang sudah ditebarkan satu atau dua ikan yang terlihat tetapi pada malam hari banyak sekali ikan yang menampakkan diri mereka. Banyak nila yang besar-besar muncul dan lele-lele dumbo sebesar kaki manusia dewasa juga terlihat di bak penampungan Mata Air Alam Raksasa tersebut. Pada malam hari mereka krluar dari persembunyiannya. Yang dimaksud dengan pesembunyian ikan-ikan adalah adanya lorong-lorong besar, goa-goa alam, dan sungai-sungai bawah tanah di wilayah Karst Sukolilo dan Kayen ( atau Pegunungan Kapur Utara).Masyarakat Misik Sukolilo sengaja menabur berbagai jenis benih air tawar, tetapi mereka tidak memanen atau mengambil ikan-ikan tersebut walaupun ikan ikan tersebut sudah besar-besar. Yang aneh bin ajaib ikan ikan yang besar-besar yang berada di bak penampungan tersebut tidak ngintir (mengikuti arus air ke bawah).Tidak hanya ikan tetapi disekitar tempat tersebut ditemukan juga kura-kura. Luar biasa, sebuah tempat perlindungan alam untuk berbagai jenis ikan air tawar dan kura-kura di Karst Sukolilo. Walaupun ikan-ikan besar tadi tak mau mengikuti arus ke bawah, tetapi penulis berpendapat bahwa terkadang banyak telur telur ikan dan anak anak ikan yang kecil-kecil tersebut terlepas dari habitatnya dan mengikuti arus ke sungai-sungai kecil di bawahnya. Tidaklah mengherankan pada musim penghujan sungai-sungai yang berada di Sian, Talun, Tanjang, Nggilis, Ngantru, Sampang yang bermuara di Sungai Juwana kaya akan ikan air tawar. Selanjutnya penulis bertanya pada Pak Sudarto” Sebenarnya Sumber Sentul ini berasal dari mana?”. Beliu menjawab bahwa Sumber Sentul airnya berasal dari tempat yang jauh didalam tanah pegunungan tersebut dan tembusannya adalah ditengah-tengah persawahan. Mengapa pertanyaan yang sangat bodoh penulis lontarkan. Ya tentu saja air yang besar tersebut berasal dari sungai-sungai bawah tanah atau rekahan-rekahan pada Pegunungan Kapur Utara. Lebih jauh beliau berdua menjelaskan bahwa di waktu bersih desa (sedekah bumi/nyadran), beberapa warga masuk ke lobang sumber atau rong untuk membersihkan akar-akar yang menggantung. Selanjutnya Pak Sudarto berkata : “ Kami penduduk Misik dan Sukolilo tidak merelakan Pak kalau Sumber Sentul akan dikelola oleh pihak ketiga. Kami sejak jaman dulu hingga sekarang menggunakan Sumber Sentul secara gratis atau tidak membayar. Kami hanya mengeluarkan uang secara bergotong royong kalau ada pralon yang pecah atau rusak. Sudah selayaknya penduduk Misik Sukolilo dan sekitarnya tetap menjaga dan merawat kelestarian Sumber Air Alam Raksasa Sentul ini. Setelah satu jam penulis mengadakan wawancara secara tidak resmi, penulis arahkan kedua matanya ke atas memandang pohon-pohon besar, tinggi dan subur yang menjulang tinggi ke langit sekitar Sumber Air Alam Raksasa Sentul. Beberapa menit kemudian ada 4 anak laki-laki kecil yang melepas baju dan terjun di sebelah utara bak penampung. Mereka memanfaatkan air untuk mandi dan bermain. Penulis sangat iri dan ingin terjun bersama mereka tetapi sayang penulis pada saat itu tidak membawa celana pendek sehingga mengurungkan niatnya. Dari hasil wawancara dari kedua penduduk Misik, Sukolilo dapat diambil kesimpulan kemanfaatan dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul, adalah: 1.Air Sumber tersebut dimanfaatkan oleh ribuan masyarakat Misik, Sukolilo dan sekitarnya secara gratis. 2.Air Sumber Sentul dapakai untuk memberi minum jutaan ternak dan unggas. 3.Air Sumber Sentul dipakai untuk mengairi ratusan hingga ribuan hektar sawah. 4.Sumber Sentul sebagai perlindungan berbagai jenis ikan air tawar. 5.Sumber Sentul airnya dimanfaatka oleh anak-anak Misik, Sukolilo dan sekitarnya sebagai tempat permaianan air secara gratis. Memang tidak berlebihan kalau sebagian besar Masyarakat Misik, Sukolilo dan penduduk di sekitar yang telah memanfaatkan air sumber tersebut mempertahankan keberadaan Sumber Air Alam Raksasa Sentul dengan harga mati. Tidak akan pernah dijual dengan harga sebesar apapun.Setelah mengucapkan rasa terima kasih pada Bapak Sudarta dan Bapak Sutrisno serta makhluk gaib yang berada disekitar sumber tersebut akhirnya penulis pulang.(Ditulis oleh P Damin)

ANCAMAN HILANGNYA RIBUAN LAPANGAN PEKERJAAN

Sebagai salah satu tujuan pada Rencana Pendirian Pabrik semen di Sukolilo adalah menyerap 2.000 tenaga konstruksi dan 1.000 tenaga operasional. Hal ini diungkapkan oleh PT Semen Gresik dengan bantuan Pemkap Pati pada 16 November 2008 di Lapangan Kayen. Yang menjadi pertanyaan adalah benarkah demikian? Adalah tidak salah dalam pengerjaan awal suatu Mega Proyek akan membutruhkan ribuan tenaga kerja untuk jangka pendek.Tetapi kalau Pabrik Semen sudah jadi kira-kira sekitar 5 – 10 tahun mendatang, masihkan pabrik tersebut masih membutuhkan tenaga sebesar itu. Secara akal sehat kita akan berfikir jaman telah berubah dengan cepat. Dengan kemajuan jaman tenaga manusia diganti dengan tenaga mesin dan computer. Pengoperasian mesin dan computer mungkin hanya dilakukan kurang dari 1000 tenaga kerja. Untuk pengoperasian mesin dan computer akan dilakukan oleh orang orang yang benar benar terdidik ahli. Maaf tentu tak akan diberikan kepada para petani local kan. Untuk pengoperasian suatu pabrik semen yang begitu besar akan dibutuhkan banyak air. Sebagai konsekwensinya adalah pabrik semen akan mengambil sumber-sumber air raksasa atau mengambil air dari sungai-sungai bawah tanah dari pegunungan Kapur Utara terutama di wilayah karst Sukolilo dan karst Kayen. Sebagaimana kita ketahui bahwa ribuan bahkan jutaan penduduk yang berada di Kabupaten Pati sebelah selatan, Kabupaten Grobogan bagian Utara dan beberapa wilayah Kabupaten Blora telah memanfaatkan sumber-sumber air raksasa tersebut untuk kebutuhan air bersih dan kebutuhan pertanian baik di musim kemarau maupun musim penghujan. Menurut rencana awal pembangunan pabrik semen PT Semen Gresik dengan kapasitas 2.5 juta ton pertahun akan memerlukan lahan sekitar 2.000 ha. Lahan tersebut 900 ha terletak di desa Tompe Gunung, Desa Sumber Soko, Desa Kedu Mulya dan Desa Gadudero. lokasi penambangan tanah liat seluas 500 ha terletak di desa Gadudero, Desa Baturejo, Desa Kasiyan dan Desa Sukolilo. Sedangkan lokasi Pabrik Semen seluas 75 ha terletak di Desa Kedumulya.Kalau pembangunan pabrik semen benar-benar terjadi di kawasan karst Sukolilo dan Kayen, benar-benar menjadi suatu kenyataan maka secara otomatis sebagian besar Pegunungan Kapur Utara akan dikepras dan diambil batuan kapurnya untuk bahan dasar semen. Dengan penghancuran pegunungan tesebut akan membawa dampak secara langsung dengan hancurnya struktur tanah, bebatuan,goa-goa alam dan sungai-sungai bawah tanah di daerah pegunungan tersebut. Ratusan mata air-mata air alam raksasa yang muncul dari pegunungan tersebut kemungkinan besar akan mengecil dan bahkan dapat menghilang. Dengan musnahnya mata air- mata air alam raksasa, daerah-daerah yang berada di wilayah Pegunungan Kapur Utara yaitu wilayah Kabupaten Pati selatan, wilayah Kabupaten Grobogan Utara dan sebagian wilayah Kabupaten Blora akan mengalami kekeringan yang panjang karena akan mematikan jutaan sumber air dalam tanah di ketiga wilayah kabupaten. Dengan tak adanya air, maka ribuan hektar sawah yang sementara ini di teraliri oleh air dari sumber-sumber raksasa yang dapat ditanami padi atau jagung sepanjang tahun akhirnya menjadi sawah tadah udan dan kesuburanya akan berkurang. Selain itu bencana yang dapat terjadi adalah kekeringan di musim kemarau dan banjir bandang besar di beberapa wilayah di sekitar pegunungan tersebut. Menurut penjelasan Dr. Eko Haryanto, Dekan Fakultas Geografi UGM, keberadaan lapisan permukaan tanah akan berpengaruh pada sumber mata air yang mengalir dalam dari dalam pegunungan kapur ini. Jika lapisan batu kapur ditambang, maka resapan air juga berkurang. Padahal sumber air di pegunungan ini telah mampu mengairi 2.010 ha sawah yang terletak di kaki Pegunungan Kendeng Utara dengan menggunakan irigasi teknis dan wilayah- wilayah yang terletak di sebelah utara di sepanjang Sungai Juwana II dan Sungai Juwana I yang menggunakan system pompanisasi.Hal ini dapat terjadi karena aliran air dan saluran irigasi Jeratun Seluna belum mencukupi kebutuhan air semua petani di Kecamatan Sukolilo dan Kayen. Dengan bertitik tolak pada penelitian ahli Geografi tersebut dapat penulis simpulkan bahwa dengan explorasi dan exploitasi Pegunungan Kapur Utara dampak negative secara langsung adalah sulitnya persawahan ditanami padi dan jagung terutama pada musim kemarau , maka ribuan bahkan jutaan petani yang berada di Kabupaten Pati selatan, Kabupaten Grobogan utara dan Kabupaten Blora yang semula mengandalkan sumber-sumber air raksasa dari Pegunungan Kendeng Utara secara otomatis mereka akan kesulitan mendapatkan air. Kekurangan atau keterbatasa air bagi para petani tersebut merupakan bencana besar karena secara logika mereka tidak dapat bekerja alias kehilangan mata pencaharian untuk penghidupan mereka. Menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Managemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan ASC ( Acityacunyata Speleological Club) Yogyakarta, yang telah memanfaatkan sumber-sumber air raksasa di wilayah karst Sukolilo dan Kayen adalah 8.000 keluarga dan 4.000 ha lahan pertanian.(http://www.vhrmedia.com). Jumlah penduduk yang besar ini belum termasuk penduduk yang telah memanfaatkan sumber-sumber air raksasa di wilayah Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora. Dengan penghancuran Pegunungan Kapur Utara akan membawa dampak secara langsung dengan hilangnya mata pencaharian ribuan hingga jutaan petani di wilayah Pegunungan Kapur Utara. Kalau tak ada air maka tak ada lagi kehidupan. “Apalagi untuk membeli air untuk minum ternak, Pak. Air minum untuk diminum sendiri saja bakal membeli,lalu dari mana uangnya, Pak. Haruskah kami bekerja di pabrik semen? Tentu kami tidak sanggup dan tak mungkin, Pak.” kata salah seorang dari mereka. Kalau rencana pendirian pabrik semen benar-benar menjadi suatu kenyataan bukan kesejahteraan yang didapat oleh para petani di kawasan Sukolilo tetapi bencana dan mala petaka bagi ribuan hingga jutaan petani di wilayah Pegunungan Kendeng Utara. Ribuan petani yang berada di wilayah Pegunungan tersebut selama ini memberi makan anak dan istri mereka dengan beras,jagung dan tanaman lainnya. Mereka juga menjual sebagian gabah atau beras untuk biaya menyekolahkan anak anak mereka. Selain itu sebagian dari mereka dapat memanen tanaman jati yang mereka tanam di tanah pekarangan mereka untuk diambil kayu untuk bahan bangunan dan sebagian yang lain dijual untuk ongkos menyekolahkan anak-anak mereka ke kota atau untuk biaya menguliahkan anak-anak mereka. Sementara yang karena miskin yang tidak mempunyai sawah atau kebun dapat bekerja sebagai buruh tani atau mengambil dahan-dahan yang kering dari kayu di hutan untuk ditukar dengan sesuap nasi.Seandainya pendirian pabrik semen benar-benar menjadi kenyataan ribuan petani dan keluarganya kehidupannya akan sengsara dan sangat menderita. (Ditulis oleh P Damin)

FUNGSI HUTAN PEGUNUNGAN KENDENG

Air bersih yang melimpah dikelola
warga untuk kebutuhan hidup
Air ini gratis,,,,,,,,,,,,,,
Hutan jati dan tanaman keras lain yang ada di kawasan Pegunungan Kendeng/Pegunungan Kapur Utara membawa manfaat yang sangat besar bagi penduduk di wilayah sekitar dan negara. Akar-akar jutaan pohon jati dan tanaman keras lainnya dari daerah pegunungan menyerap dan menyalurkan air hujan ke dalam tanah atau bebatuan. 

Karena sifat kawasan karst, air yang masuk melalui akar tersebut diserap melalui rekahan-rekahan bebatuan kapur melalui sungai sungai bawah tanah dan sebagian yang lain disebarkan melalui jutaan mata air dalam tanah yang memungkinkan tersedianya air tanah di musim hujan atau kemarau pada wilayah kawasan di sekitar Pegunungan Kapur Utara. Daun-daun yang sudah tua dan mengering yang berasal dari jutaan pohon jatuh ke tanah dan membusuk dan akhirnya busuknya dedaunan tersebut menjadikan Tanah di Pegunungan Kapur Utara dan di sekitarnya menjadi daerah yang subur karena tersedianya pupuk alam tersebut. 

Dengan terdapatnya jutaan hingga miliaran tanaman dan tumbuhan di wilayah Pegunungan Kapur Utara maka menjadikan wilayah kehutanan tersebut sebagai tempat tinggal dan sebagai habitat berbagai macam satwa atau binatang. Ribuan burung yang ada diwilayah tersebut sedikit banyak telah membantu ribuan petani agar tanaman padi atau jagung tidak dimakan oleh berbagai macam serangga yang sangat merugikan. Hal ini disebabkan karena burung-burung tersebut memakan ulat atau jenis hama lainnya. 

Negara dan masyarakat sekita pegunungan tersebut telah mengusahakan penanaman beraneka macam pohon terutama jutaan pohon jati di wilayah tersebut dan telah mengambil kayunya sebagai salah satu pemasukan keuangan negara. Rakyat sekitar pegunungan juga menanam jutaan pohon jati di tanah hak milik mereka sendiri sebagai tanaman hutan rakyat. Tidak hanya sebagai penyedia air dalam tanah yang melimpah dan penyedia kayu untuk bahan bangunan saja, tetapi dengan adanya jutaan pohon-pohon jati dan tanaman keras lain yang berada di wilayah Pegunungan Kapur Utara atau Pegunungan Kendeng Utara menjadikan wilayah-wilayah di kawasan pegunungan tersebut menyebabkan tersedianya oksigen yang cukup untuk jutaan manusia dan hewan yang ada di daerah pegunungan tersebut dan daerah-daerah di sekitarnya. 

Dengan tersedianya cukup oxygen di kawasan Pegunungan Kapur Utara menjadikan kawasan karst Sukolilo dan Kayen termasuk daerah yang segar dan daerah yang tidak terlalu panas. Dengan lestarinya alam kawasan karst Sukolilo, Kayen, Tambakromo pada kususnya dan Pegunungan Kapur Utara pada umumnya dan secara tidak langsung akan bermanfaat untuk mengurangi pemanasan global. (Ditulis Oleh P Damin)

Rabu, 07 November 2012

RAHASIA SUBURNYA PEGUNUNGAN KENDENG

Oleh Penulis. Penulis terlahir di Kabupaten Pati bagian selatan. Ia minum air sumur yang sudah direbus. Ada air di sumur karena ada mata air di dalam tanah. Pada waktu musim penghujan air begitu melimpah-ruah. Para tetangga yang sebagian besar adalah petani memanfaatkan air tersebut untuk menanam padi. Deretan Pegunungan Kapur Utara yang sebagian berada di wilayah 

Kabupaten Pati sebelah selatan yang meliputi Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Gabus, Kecamatan Winong, Kecamatan Pucakwangi dan Kecamatan Jaken menyediakan air dan sumber air ke daerah-daerah bagian bawah di kecamatan-kecamatan tersebut dan wilayah kecamatan kecamatan lain yang berada di Kabupaten Pati sebelah selatan seperti Kecamatan Jakenan, Kecamatan Margorejo, Kecamatan Juwana, Kecamatan dan Kecamatan Batangan. 

Sekitar ratusan mata air-mata air raksasa yang ada di wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo menuju ke daerah bagian bawah melalui pralon-pralon untuk kebutuhan rumah tangga dan sebagian besar mengalir melalui sungai-sungai kecil yang digunakan untuk pengairan sawah pertanian dan daerah pategalan. Aliran aliran sungai kecil dari daerah Pegunungan Kapur Kendeng Utara sebagian besar mengarah ke Sungai Juwana melalui Tanjang, Ngantru, Sampang dan Gilis. 

Air dari sungai di wilayah tersebut digunakan oleh para petani untuk dipompa untuk mengairi sawah-sawah di sekitarnya. Saat kemarau tiba, air-air yang mengalir di sungai-sungai kecil mengecil atau menyusut debit airnya yang mengalir tetapi sumber-sumber air raksasa yang keluar dari daerah Pegunungan Kapur Utara masih tetap mengalir sepanjang masa meskipun pada puncak kemarau. Pemenuhan kebutuhan air untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga di sebagian besar peduduk di wilayah Kabupaten Pati bagian selatan medapatkan air bersih dengan cara membuat sumur tradisional dan sumur bor. 

Pada saat puncak kemarau tiba, sumur-sumur bor dan sumur tradisional masih mengalirkan sumber air dari dalam tanah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air bersih tetapi di daerah-daerah tertentu air sulit didapat. Ketersediaan air tanah yang cukup di wilayah-wilayah Kabupaten Pati sebelah selatan, Kabupaten Grobogan sebelah utara dan Kabupaten Blora karena adanya Pegunungan Kapur Utara sebagai daerah resapan air yang didalamnya terdapat sungai-sungai bawah tanah di wilayah pegunungan tersebut yang sebagian dikeluarkan lewat sumber-sumber air alam raksasa dan sebagian yang lain sebagai penyedia air tanah untuk wilayah sekitarnya. 

Banyak orang beranggapan dan berpendapat bahwa Pegunungan Kapur Kendeng Utara (dalam hal ini daerah Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen) adalah daerah yang tandus dan gersang sesuai sifat kapur yang kering dan panas. Tetapi pendapat dan anggapan yang demikian adalah salah besar. Sebaliknya deretan Pegunungan Kapur Utara adalah daerah yang cocok untuk ditanami tanaman jati. bahkan tanaman jati dari wilayah pegunungan ini termasuk kayu jati nomor satu kalau sudah diolah menjadi kayu untuk bahan bangunan dan permebelan. 

Disamping tanaman jati, tanaman-tanaman keras lainnya yang dapat tumbuh dengan subur adalah pohon mahoni dan pohon nangka. Daerah-daerah di kaki pegunungan di wilayah Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen adalah cocok dan tanah yang sangat subur untuk ditanami padi, tebu dan tanaman palawija lainnya. Bahkan daerah-daerah yang terairi sumber-sumber raksasa dapat menanam padi 2 sampai 3 kali dalam satu tahun hal ini disebabkan air yang mengalir dari sumber-sumber raksasa tersebut tidak mengenal musim. 

Mengapa di wilayah pegunungan kapur di wilayah Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen merupakan wilayah yang subur dan cocok untuk daerah pertanian? Jawabannya adalah sangat singkat yaitu phospat alam. Ya kedua wilayah tersebut atau mungkin di daerah-daerah lain Pegunungan Kapur Utara tanah dan bebatuan pegunungan tersebut mengandung phospat alam. Yang dimaksud dengan phospat adalah senyawa antara kotoran kelelawar dan batu kapur. 

Keberadaan phospat alam di wilayah tersebut kemungkinan besar di wilayah pegunungan tersebut dihuni oleh ribuan atau bahkan jutaan kelelawar pada masa lalu atau kemungkinan besar kelelawar tersebut masih mendiami goa goa alam di wilayah pegunungan tersebut. Kotoran ribuan atau jutaan kelelawar yang jatuh ke bebatuan kapur dalam waktu yang lama maka akan membentuk senyawa. Phospat alam ini dapat digunakan sebagai pupuk untuk menambah kesuburan tanaman. 

Dengan adanya kandungan phospat alam ini membuat wilayah Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen terutama daerah yang terairi air dari Pegunungan Kendeng Utara adalah tanah yang sangat subur untuk daerah pertanian. Sekali lagi penulis tekankan adalah tidak benar bahwa wilayah Pegunungan Kapur Utara adalah daerah yang tidak subur atau tandus. Untuk sebagian kecil wilayah dari pegunungan tersebut tidak subur tetapi sebagian besar dari wilayah Pegunungan Kapur Utara adalah daerah yang sangat subur dan sebagai salah satu daerah lumbung pangan untuk Kabupaten Pati, Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora. 

Disebut daerah lumbung pangan atau persediaan pangan karena dikala daerah-daerah lain di wilayah tiga kabupaten tersebut tidak panen padi atau jagung, daerah- daerah yang terairi oleh sumber- sumber air raksasa dari Pegunungan Kendeng utara justru memanen hasil dari tanaman padi dan jagung atau tanaman palawija yang ditanam oleh para petani. Tapi sayang sebagian kecil warga Sukolilo dan sekitarnya telah melakukan penambangan phospat alam secara tradisional sebagai mata pencaharian mereka. Dan sebagian lagi yang lainnya menambang padas dan gamping untuk bahan bangunan.

ANCAMAN PUNAHNYA SUMBER-SUMBER AIR RAKSASA DI PEGUNUNGAN KENDENG

Sudah tidak merupakan rahasia lagi kalau kawasan Karst (Pegunungan Kapur) Sukolilo dan Kayen menurut rencana akan dijadikan titik tolak Pengembangan Mega Proyek “ Pendirian Pabrik Semen’. Kalau rencana itu menjadi suatu kenyataan berarti penghancuran Pegunungan Kapur Utara tak akan terelakkan. Batuan kapur yang ada di pegunungan tersebut akan dikeruk dan dihabiskan untuk bahan utama semen. Kalau pegunungan yang ada di kedua kecamatan itu habis, maka perusahaan akan beralih ke wilayah-wilayah sebelah timurnya yaitu pegunungan kapur yang ada di Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Winong atau kecamatan-kecamatan lain di wilayah Kabupaten Grobogan bagian utara atau Kabupaten Blora dan seterusnya . Pengerukan Pegunungan Kapur Utara akan menghilangkan goa- goa alam bawah pegunungan dan hilangnya sungai sungai yang unik di daerah pegunungan tersebut. Kerusakan dan hancurnya goa-goa alam dan sungai-sungai bawah tanah di wilayah pegunungan tersebut akan berakibat sangat fatal dengan hancur dan punahnya 145 sumber-sumber air alam raksasa dan ribuan bahkan jutaan sumber sumber air yang lain yang tidak dapat dilihat oleh mata karena sumber tersebut berada jauh didalam tanah. Kalau dikaji lebih jauh seandainya pabrik semen benar-benar didirikan di Sukolilo maka daerah daerah yang secara langsung kena dampak negatifnya adalah daerah daerah yang terdapat sumber-sumber air alam raksasa tersebut.Hal ini diakibatnya keringya sungai-sungai bawah tanah yang selama ini menjadi penyedia mata air-mata air raksasa yang mengalir sepanjang masa. Sebagaimana kita ketahui bawa sifat pegunungan kapur merupakan daerah resapan untuk daerah-daerah sekitrnya maka dampak negative dari pengerukan Pegunungan Kapur Utara secara langsung akan ditanggung oleh wilayah yang ada dalam lingkup pegunungan tesebut atau wilayah yang terdekat. Bencana kekeringan pada musim kemarau dan banjir bandang besar pada musim penghujan akan mengancam wilayah Kabupaten Pati bagian selatan yaitu wilayah-wilayah Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen, Kecamatan Gabus, Kecamatan Tambakromo, Kecamatan Jakenan, Kecamatan Juwana , Kecamatan Jaken dan Kecamatan Margorejo. Selain itu bencana tersebut akan mengancam wilayah Kabupaten Purwadadi sebelah utara yaitu wilayah Kecamatan Grobogan, Kecamatan Tawangharjo, Kecamatan Wirosari, Kecamatan Ngaringan dan Kecamatan Brati. Beberapa wilayah Kabupaten Blora juga akan terancam bencana ini.

PEGUNUNGAN KAPUR UTARA

Pegunungan Kapur Utara adalah salah satu pegunungan kapur yang membentang dari pesisir utara Pulau Jawa mulai dari Kabupaten Pati, Jawa Tengah hingga Lamongan Jawa Timur. Sebagian orang menyebut Pegunungan Kendeng Utara karana letaknya yang sejajar dengan Pegunungan Kendeng yang membujur di selatannnya. Wilayah Pegunungan Kendeng Utara memanjang dari barat ke timur yang meliputi Kabupaten Pati bagian selatan, Kabupaten Grobogan bagian utara, Kabupaten Rembang, Kabupaten Blora, Kabupaten Bojonegoro bagian utara dan Kabupaten Lamongan. Lebar rangkaian pegunungan ini sekitar 30-50 km dengan ketinggian kurang dari 800 meter dari permukaan laut.(http://wapedia.mobil/id/Pegunungan_Kapur_Utara)

 Untuk melihat Pegunungan Kapur Utara secara mudah dengan mata telanjang, apabila pembaca bepergian dari Rembang ke Juwana atau dari Juwana ke Pati di kejauhan di sebelah selatan terdapat warna biru yang menjulang ke langit dan memanjang tidak ada putusnya nah itu sebagian dari Pegunungan Kapur Utara atau Pegunungan Kendeng Utara. Pegunungan tersebut dapat terlihat lebih jelas dari jalan raya arah Pati ke Purwadadi, setelah Jembatan Tanjang ke arah selatan pegunungan tersebut tampak jelas di arah kejauhan di depan pembaca. Lebih jauh sumber tersebut menjelaskan bahwa Pegunungan Kapur Utara merupakan kawasan karst atau batu gamping. Wilayah ini permukaannya kurang akan air akibat sifat batuan kapur (kawasan karst) yang mudah larut oleh air hujan. Kawasan ini mempunyai banyak sekali rekahan atau lubang yang sebagian dikenal dengan goa-goa alam.

Karena banyak rekahan dan lorong lorong di dalam pegunungan tersebut banyak sekali sungai sungai dalam pegunungan. Sungai sungai tersebut mengeluarkan air sepanjang tahun yang digunakan untuk pengairan pertanian oleh penduduk sekitar Pegunungan Kendeng. Air tersebut selain digunakan untuk keperluan pertanian dan peterkanan, air yang keluar dari Pegunungan Kendeng digunakan untuk air untuk keperluan sehari hari.

Shobat jangan salah sangka, walau Pegunungan Kapur Utara merupakan pegunungan Kapur atau Gamping, tidaklah tandus seperti yang kita bayangkan. Sebagai bukti adalah ada Ratusan Mata Air Raksasa Pegunungan Kendeng. Bila para pembaca ingin mengetahui banyaknya mata air tersebut : Silakan Klik Disini
 (Ditulis Oleh P Damin, Guru Bahasa Inggris SMP N 1 Kayen)

ALAM UNTUK KELANGSUNGAN HIDUP

Ditulis oleh Admin Blog.Alam yang kita tempati yang dianugerahkan oleh Allah Swt menawarkan daya tarik tersendiri untuk tetap didiami , diolah, dilestarikan, dipertahankan dan diperjuangkan hingga titik darah penghabisan. Alam yang lestari dan telah diolah memberikan manfaat yang besar untuk kelangsungan hidup tumbuh tumbuhan, hewan dan untuk kesejahteraan manusia yang mengolahnya dan dan masyarakat sekitarnya. Sukolilo adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, kira-kira terletak 25 km ke arah selatan. 

Dan wilayah yang bersebelahan dengan Kecamatan Sukolilo di sebelah Timur adalah Kecamatan Kayen. Sebelah timurnya lagi adalah Kecamatan Tambakromo. Menurut sumber yang ada ( http://www.causes.com), Kecamatan Sukolilo meliputi 16 desa dengan 91.688 jiwa, sedangkan Kecamatan Kayen meliputi 17 desa dengan penduduk 73.051 jiwa. Ribuan penduduk dari desa-desa yang berada di kedua wilayah kecamatan tersebut telah memanfaatkan Sumber Daya Alam yang berupa mata air- mata air alam raksasa yang berada di wilayah Pegunungan Kapur  Utara selain dimanfaatkan sebagai kebutuhan air bersih untuk konsumsi rumah tangga dan untuk memberi minum ribuan ternak, air yang keluar dari sumber-sumber raksasa tersebut telah digunakan untuk pengairan 15.873,900 ha sawah di Kecamatan Sukolilo dan 9.603,233 ha sawah di Kecamatan Sukolilo. 

Menurut Bapak Gunretno (salah seorang tokoh masyarakat adat Sedulur Sikep),dari ribuan penduduk Kecamatan Sukolilo, terdapat komunitas “Sedulur Sikep” pada umumnya disebut “ Wong Samin” ( Pengikut Mbah Samin Surandika) dengan jumlah 150.000 jiwa yang menggarap lahan pertanian di wilayah Sukolilo,Baturejo,Kedumulya dan Kasihan. Komunitas masyarakat samin tersebut hanya menggantungkan pada pertanian sebagai mata pencaharian mereka. 

Pada akhir tahun 2009, ribuan masyarakat dari Kecamatan Sukolilo dan masyarakat Kecamatan Kayen menyuarakan isi hati mereka untuk menolak secara tegas dan mati-matian Pendirian Pabrik Semen Gresik di wilayah Kecamatan Sukolilo. Ribuan penduduk yang berunjuk rasa dari kedua kecamatan tersebut ingin tetap mengolah , melestarikan, mempertahankan dan memperjuangkan ribuan lahan pertanian mereka yang mana lahan-lahan tersebut terairi secara alamiah oleh keajaiban-keajaiban alam yang berupa 

Sumber-Sumber Air Alam Raksasa yang berada di kedua wilayah kecamatan tersebut. Menurut suatu penelitian yang dilakukan oleh Pusat Studi Managemen Bencana Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta dan ASC ( Acityacunyata Speleological Club) Yogyakarta, ada 145 buah sumber- sumber air raksasa yang mengeluarkan air bersih sepanjang tahun di wilayah Kecamatan Sukolilo, Kecamatan Kayen dan Kecamatan Tambakromo ( wilayah Pegunungan Kapur Utara). Sumber-sumber air raksasa tersebut telah dimanfaatkan oleh 8.000 keluarga dan 4.000 ha lahan pertanian.(http://www.vhrmedia.com)