Pada akhir tahun 2009 ribuan masyarakat Kecamatan Sukolilo dan Kecamatan Kayen yang berada di sekitar Pegunungan Kendeng Utara yang diusung dengan puluhan truck,puluhan bus,puluhan mobil pribadi dan berkendara sepeda motor berunjuk rasa di alun alun pati dan sekitarnya untuk menolak secara tegas Rencana Pendirian Pabrik Semen Gresik di wilayah Kecamatan Sukolilo.
Penulis pada saat pulang dari mengajar berpapasan di jalan raya Pati Kayen dengan ribuan pengunjuk rasa tersebut. Penulis menepi ke tepi jalan dan berhenti seraya menghitung jumlah kendaraan yang digunakan oleh pengunjuk rasa. Sebagian besar dari pengunjuk rasa bermata pencaharian petani.Mereka melambaikan tangan kepada penulis dan orang yang berada di jalan tersebut. Penulis mengangkat kedua tangan dengan ibu jari menunjuk keatas serasa sependapat dengan suara hati mereka.
Yang lebih mencengangkan lagi ketika penulis tiba di Simpang Lima Pati atau Kota Pati, di sana tak ada kerusakan.Para pengunjuk rasa tidak melakukan tindakan yang anarkis. Ya…..alam demokrasi. Semua insan manusia boleh mengeluarkan pendapat tetapi tidak boleh anarkis. Tindakan mereka mungkin dapat diterima. Mereka hanya menyuarakan keinginan hati mereka.Ribuan petani tersebut tidak mengijinkan atau atau menolak secara tegas daerah, tanah, wilayah yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian,sebagai tempat untuk membesarkan jutaan ribuan anak mereka, sebagai tempat untuk beribadah, sebagai tempat untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman akan diexplorasi dan diexploitasi oleh sebuah perusahaan raksasa. Pada awal April 2010, penulis mencoba menelusuri sebenarnya apa saja yang dipertahankan demikian gigih oleh ribuan masyarakat.Pada awal bulan tersebut penulis mendapat Tugas Negara untuk mengawasi Ujian Akhir Nasional di salah satu SMP di Sukolilo.Penulis pikir adalah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Setelah menyelesaikan tugas pengawasan selama dua jam, penulis tidak langsung pulang tetapi ingin mengunjungi beberapa sumber air alam raksasa yang ada di desa Sukolilo. Di perjalanan penulis bertanya pada beberapa penduduk setempat. Penduduk tersebut menunjuk pada nama Sumber Sentul atau selanjutnya penulis sebut dengan Sumber Air Alam Raksasa Sentul di dukuh Misik Sukolilo. Seperti seorang wartawan yang professional, penulis menyusuri tempat tesebut. Letak dari sumber tersebut kira-kira 1 km dari jalan raya ke arah timur. Pada waktu itu penulis sengaja membawa kamera digital. Sesampai tiba di lokasi, penulis arahkan foto digital ke beberapa obyek dilokasi tesebut dan mengambil gambarnya. Seraya mengambil gambar, penulis teheran-heran dan tertegun-tegun akan keajaiban alam tersebut.Ada lubang yang sangat besar di bawah bukit dengan diameter kira-kira 1 meter. Lubang tersebut mengeluarkan air yang jernih dan segar.”Sumber Sentul” begitu masyarakat Misik dan Sukolilo menyebutnya. Air yang begitu jernih ditampung pada bak penampungan yang cukup besar dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 5 meter dan ketinggian 1 meter. Bak tersebut terdapat dua pintu air ke arah barat dan utara. Bak air yang mengarah ke utara debit airnya lebih besar. Di kedua bak air tesebut ditanam puluhan pralon yang berdiameter cukup lebar. Pralon-pralon yang ditanam tersebut fungsinya untuk menyalurkan air ke rumah-rumah penduduk Misik dan Sukolilo bagian bawah. Air dari sumber tersebut digunakan untuk keperluan memasak,air minum, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Walaupun dipasang puluhan pralon besar, air dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul tetapi air masih tersisa lebih besar yang disalurkan ke parit-parit untuk kepentingan irigasi pertanian untuk mengairi tanaman-tanaman padi, tebu, jagung, kacang, pisang dan tanaman pertanian lainnya. Setelah kira-kira lima menit berada di tempat tersebut, penulis didatangi oleh dua penduduk setempat kira-kira berumur 45 tahun usianya.Mereka bertanya seraya menyelidiki,”Maaf, Pak…..Bapak kemari dan mengambil gambar-gambar ini untuk apa? Penulis memberi penjelasan pada kedua penduduk setempat tersebut bahwa tujuan dari kedatangan penulis ke tempat lokasi adalah ingin melihat secara dekat Sumber Sentul, mengambil beberapa gambar dari sumber tersebut, kemanfaatan keberadaan Sumber Sentul bagi masyarakat sekitar, serta ingin mengetahui alasan-alasan apa yang melatar belakangi keinginan yang sangat besar untuk mempertahankan secara mati-matian keberadaan sumber tersebut. Setelah penulis jelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke tempat lokasi mereka berdua dapat menerima kehadiran penulis di tempat tersebut dengan senang hati. Setelah pecakapan berlangsung 5 menit akhirnya penulis mengetahui bahwa nama dari penduduk Misik tersebut adalah Pak Sudarto dan Pak Sutrisno. Kedua bapak tersebut menjelaskan bahwa Sumber Air Alam Raksasa Sentul tak pernah berhenti baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.Beliu juga menjelaskan bahwa air dari sumber tersebut sebagian disalurkan ke rumah-rumah warga dan sebagian besar yang lain digunakan untuk mengairi padi dan jagung di sawah-sawah Dusun Misik, Dusun Ngawen, Dusun Bambok dan Desa Baturejo. Pada pertemuan yang tak disengaja tersebut bapak- bapak tadi menambahkan bahwa tanah pegunungan ( Pegunungan Kapur Utara) dari Dusun Misik, Desa Sukolilo, Desa Tompe Gunung, Desa Sumbersoko sampai ke Gelur dan daerah-daerah sekitarnya adalah daerah-daerah yang sangat subur.Apabun tanaman pertanian atau perkebunan yang ditanam di tempat-tempat tersebut akan tumbuh dengan subur dan berbuah lebat. Setelah kira kira percakapan berlangsung seperempat jam, secara tiba-tiba penulis melihat seekor ikan emas yang sangat besar di bak penampungan sumber air tersebut. Akhirnya penulis bertanya tentang keberadaan ikan tersebut. Beliu berdua menjelaskan bahwa penduduk Misik Sukolilo sengaja menabur bibit ikan air tawar seperti ikan emas, ikan tawes,ikan nila,ikan gurami, ikan lele dumbo dan berbagai jenis benih ikan air tawar ke Sumber Sentul. Mereka berdua menjelaskan juga bahwa pada siang hari ikan-ikan yang sudah ditebarkan satu atau dua ikan yang terlihat tetapi pada malam hari banyak sekali ikan yang menampakkan diri mereka. Banyak nila yang besar-besar muncul dan lele-lele dumbo sebesar kaki manusia dewasa juga terlihat di bak penampungan Mata Air Alam Raksasa tersebut. Pada malam hari mereka krluar dari persembunyiannya. Yang dimaksud dengan pesembunyian ikan-ikan adalah adanya lorong-lorong besar, goa-goa alam, dan sungai-sungai bawah tanah di wilayah Karst Sukolilo dan Kayen ( atau Pegunungan Kapur Utara).Masyarakat Misik Sukolilo sengaja menabur berbagai jenis benih air tawar, tetapi mereka tidak memanen atau mengambil ikan-ikan tersebut walaupun ikan ikan tersebut sudah besar-besar. Yang aneh bin ajaib ikan ikan yang besar-besar yang berada di bak penampungan tersebut tidak ngintir (mengikuti arus air ke bawah).Tidak hanya ikan tetapi disekitar tempat tersebut ditemukan juga kura-kura. Luar biasa, sebuah tempat perlindungan alam untuk berbagai jenis ikan air tawar dan kura-kura di Karst Sukolilo. Walaupun ikan-ikan besar tadi tak mau mengikuti arus ke bawah, tetapi penulis berpendapat bahwa terkadang banyak telur telur ikan dan anak anak ikan yang kecil-kecil tersebut terlepas dari habitatnya dan mengikuti arus ke sungai-sungai kecil di bawahnya. Tidaklah mengherankan pada musim penghujan sungai-sungai yang berada di Sian, Talun, Tanjang, Nggilis, Ngantru, Sampang yang bermuara di Sungai Juwana kaya akan ikan air tawar. Selanjutnya penulis bertanya pada Pak Sudarto” Sebenarnya Sumber Sentul ini berasal dari mana?”. Beliu menjawab bahwa Sumber Sentul airnya berasal dari tempat yang jauh didalam tanah pegunungan tersebut dan tembusannya adalah ditengah-tengah persawahan. Mengapa pertanyaan yang sangat bodoh penulis lontarkan. Ya tentu saja air yang besar tersebut berasal dari sungai-sungai bawah tanah atau rekahan-rekahan pada Pegunungan Kapur Utara. Lebih jauh beliau berdua menjelaskan bahwa di waktu bersih desa (sedekah bumi/nyadran), beberapa warga masuk ke lobang sumber atau rong untuk membersihkan akar-akar yang menggantung. Selanjutnya Pak Sudarto berkata : “ Kami penduduk Misik dan Sukolilo tidak merelakan Pak kalau Sumber Sentul akan dikelola oleh pihak ketiga. Kami sejak jaman dulu hingga sekarang menggunakan Sumber Sentul secara gratis atau tidak membayar. Kami hanya mengeluarkan uang secara bergotong royong kalau ada pralon yang pecah atau rusak. Sudah selayaknya penduduk Misik Sukolilo dan sekitarnya tetap menjaga dan merawat kelestarian Sumber Air Alam Raksasa Sentul ini. Setelah satu jam penulis mengadakan wawancara secara tidak resmi, penulis arahkan kedua matanya ke atas memandang pohon-pohon besar, tinggi dan subur yang menjulang tinggi ke langit sekitar Sumber Air Alam Raksasa Sentul. Beberapa menit kemudian ada 4 anak laki-laki kecil yang melepas baju dan terjun di sebelah utara bak penampung. Mereka memanfaatkan air untuk mandi dan bermain. Penulis sangat iri dan ingin terjun bersama mereka tetapi sayang penulis pada saat itu tidak membawa celana pendek sehingga mengurungkan niatnya. Dari hasil wawancara dari kedua penduduk Misik, Sukolilo dapat diambil kesimpulan kemanfaatan dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul, adalah: 1.Air Sumber tersebut dimanfaatkan oleh ribuan masyarakat Misik, Sukolilo dan sekitarnya secara gratis. 2.Air Sumber Sentul dapakai untuk memberi minum jutaan ternak dan unggas. 3.Air Sumber Sentul dipakai untuk mengairi ratusan hingga ribuan hektar sawah. 4.Sumber Sentul sebagai perlindungan berbagai jenis ikan air tawar. 5.Sumber Sentul airnya dimanfaatka oleh anak-anak Misik, Sukolilo dan sekitarnya sebagai tempat permaianan air secara gratis. Memang tidak berlebihan kalau sebagian besar Masyarakat Misik, Sukolilo dan penduduk di sekitar yang telah memanfaatkan air sumber tersebut mempertahankan keberadaan Sumber Air Alam Raksasa Sentul dengan harga mati. Tidak akan pernah dijual dengan harga sebesar apapun.Setelah mengucapkan rasa terima kasih pada Bapak Sudarta dan Bapak Sutrisno serta makhluk gaib yang berada disekitar sumber tersebut akhirnya penulis pulang.(Ditulis oleh P Damin)
Yang lebih mencengangkan lagi ketika penulis tiba di Simpang Lima Pati atau Kota Pati, di sana tak ada kerusakan.Para pengunjuk rasa tidak melakukan tindakan yang anarkis. Ya…..alam demokrasi. Semua insan manusia boleh mengeluarkan pendapat tetapi tidak boleh anarkis. Tindakan mereka mungkin dapat diterima. Mereka hanya menyuarakan keinginan hati mereka.Ribuan petani tersebut tidak mengijinkan atau atau menolak secara tegas daerah, tanah, wilayah yang selama ini menjadi sumber mata pencaharian,sebagai tempat untuk membesarkan jutaan ribuan anak mereka, sebagai tempat untuk beribadah, sebagai tempat untuk mendapatkan kedamaian dan ketentraman akan diexplorasi dan diexploitasi oleh sebuah perusahaan raksasa. Pada awal April 2010, penulis mencoba menelusuri sebenarnya apa saja yang dipertahankan demikian gigih oleh ribuan masyarakat.Pada awal bulan tersebut penulis mendapat Tugas Negara untuk mengawasi Ujian Akhir Nasional di salah satu SMP di Sukolilo.Penulis pikir adalah sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui. Setelah menyelesaikan tugas pengawasan selama dua jam, penulis tidak langsung pulang tetapi ingin mengunjungi beberapa sumber air alam raksasa yang ada di desa Sukolilo. Di perjalanan penulis bertanya pada beberapa penduduk setempat. Penduduk tersebut menunjuk pada nama Sumber Sentul atau selanjutnya penulis sebut dengan Sumber Air Alam Raksasa Sentul di dukuh Misik Sukolilo. Seperti seorang wartawan yang professional, penulis menyusuri tempat tesebut. Letak dari sumber tersebut kira-kira 1 km dari jalan raya ke arah timur. Pada waktu itu penulis sengaja membawa kamera digital. Sesampai tiba di lokasi, penulis arahkan foto digital ke beberapa obyek dilokasi tesebut dan mengambil gambarnya. Seraya mengambil gambar, penulis teheran-heran dan tertegun-tegun akan keajaiban alam tersebut.Ada lubang yang sangat besar di bawah bukit dengan diameter kira-kira 1 meter. Lubang tersebut mengeluarkan air yang jernih dan segar.”Sumber Sentul” begitu masyarakat Misik dan Sukolilo menyebutnya. Air yang begitu jernih ditampung pada bak penampungan yang cukup besar dengan ukuran panjang 6 meter dan lebar 5 meter dan ketinggian 1 meter. Bak tersebut terdapat dua pintu air ke arah barat dan utara. Bak air yang mengarah ke utara debit airnya lebih besar. Di kedua bak air tesebut ditanam puluhan pralon yang berdiameter cukup lebar. Pralon-pralon yang ditanam tersebut fungsinya untuk menyalurkan air ke rumah-rumah penduduk Misik dan Sukolilo bagian bawah. Air dari sumber tersebut digunakan untuk keperluan memasak,air minum, mandi, mencuci dan untuk kebutuhan rumah tangga lainnya. Walaupun dipasang puluhan pralon besar, air dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul tetapi air masih tersisa lebih besar yang disalurkan ke parit-parit untuk kepentingan irigasi pertanian untuk mengairi tanaman-tanaman padi, tebu, jagung, kacang, pisang dan tanaman pertanian lainnya. Setelah kira-kira lima menit berada di tempat tersebut, penulis didatangi oleh dua penduduk setempat kira-kira berumur 45 tahun usianya.Mereka bertanya seraya menyelidiki,”Maaf, Pak…..Bapak kemari dan mengambil gambar-gambar ini untuk apa? Penulis memberi penjelasan pada kedua penduduk setempat tersebut bahwa tujuan dari kedatangan penulis ke tempat lokasi adalah ingin melihat secara dekat Sumber Sentul, mengambil beberapa gambar dari sumber tersebut, kemanfaatan keberadaan Sumber Sentul bagi masyarakat sekitar, serta ingin mengetahui alasan-alasan apa yang melatar belakangi keinginan yang sangat besar untuk mempertahankan secara mati-matian keberadaan sumber tersebut. Setelah penulis jelaskan maksud dan tujuan kedatangan ke tempat lokasi mereka berdua dapat menerima kehadiran penulis di tempat tersebut dengan senang hati. Setelah pecakapan berlangsung 5 menit akhirnya penulis mengetahui bahwa nama dari penduduk Misik tersebut adalah Pak Sudarto dan Pak Sutrisno. Kedua bapak tersebut menjelaskan bahwa Sumber Air Alam Raksasa Sentul tak pernah berhenti baik pada musim kemarau maupun musim penghujan.Beliu juga menjelaskan bahwa air dari sumber tersebut sebagian disalurkan ke rumah-rumah warga dan sebagian besar yang lain digunakan untuk mengairi padi dan jagung di sawah-sawah Dusun Misik, Dusun Ngawen, Dusun Bambok dan Desa Baturejo. Pada pertemuan yang tak disengaja tersebut bapak- bapak tadi menambahkan bahwa tanah pegunungan ( Pegunungan Kapur Utara) dari Dusun Misik, Desa Sukolilo, Desa Tompe Gunung, Desa Sumbersoko sampai ke Gelur dan daerah-daerah sekitarnya adalah daerah-daerah yang sangat subur.Apabun tanaman pertanian atau perkebunan yang ditanam di tempat-tempat tersebut akan tumbuh dengan subur dan berbuah lebat. Setelah kira kira percakapan berlangsung seperempat jam, secara tiba-tiba penulis melihat seekor ikan emas yang sangat besar di bak penampungan sumber air tersebut. Akhirnya penulis bertanya tentang keberadaan ikan tersebut. Beliu berdua menjelaskan bahwa penduduk Misik Sukolilo sengaja menabur bibit ikan air tawar seperti ikan emas, ikan tawes,ikan nila,ikan gurami, ikan lele dumbo dan berbagai jenis benih ikan air tawar ke Sumber Sentul. Mereka berdua menjelaskan juga bahwa pada siang hari ikan-ikan yang sudah ditebarkan satu atau dua ikan yang terlihat tetapi pada malam hari banyak sekali ikan yang menampakkan diri mereka. Banyak nila yang besar-besar muncul dan lele-lele dumbo sebesar kaki manusia dewasa juga terlihat di bak penampungan Mata Air Alam Raksasa tersebut. Pada malam hari mereka krluar dari persembunyiannya. Yang dimaksud dengan pesembunyian ikan-ikan adalah adanya lorong-lorong besar, goa-goa alam, dan sungai-sungai bawah tanah di wilayah Karst Sukolilo dan Kayen ( atau Pegunungan Kapur Utara).Masyarakat Misik Sukolilo sengaja menabur berbagai jenis benih air tawar, tetapi mereka tidak memanen atau mengambil ikan-ikan tersebut walaupun ikan ikan tersebut sudah besar-besar. Yang aneh bin ajaib ikan ikan yang besar-besar yang berada di bak penampungan tersebut tidak ngintir (mengikuti arus air ke bawah).Tidak hanya ikan tetapi disekitar tempat tersebut ditemukan juga kura-kura. Luar biasa, sebuah tempat perlindungan alam untuk berbagai jenis ikan air tawar dan kura-kura di Karst Sukolilo. Walaupun ikan-ikan besar tadi tak mau mengikuti arus ke bawah, tetapi penulis berpendapat bahwa terkadang banyak telur telur ikan dan anak anak ikan yang kecil-kecil tersebut terlepas dari habitatnya dan mengikuti arus ke sungai-sungai kecil di bawahnya. Tidaklah mengherankan pada musim penghujan sungai-sungai yang berada di Sian, Talun, Tanjang, Nggilis, Ngantru, Sampang yang bermuara di Sungai Juwana kaya akan ikan air tawar. Selanjutnya penulis bertanya pada Pak Sudarto” Sebenarnya Sumber Sentul ini berasal dari mana?”. Beliu menjawab bahwa Sumber Sentul airnya berasal dari tempat yang jauh didalam tanah pegunungan tersebut dan tembusannya adalah ditengah-tengah persawahan. Mengapa pertanyaan yang sangat bodoh penulis lontarkan. Ya tentu saja air yang besar tersebut berasal dari sungai-sungai bawah tanah atau rekahan-rekahan pada Pegunungan Kapur Utara. Lebih jauh beliau berdua menjelaskan bahwa di waktu bersih desa (sedekah bumi/nyadran), beberapa warga masuk ke lobang sumber atau rong untuk membersihkan akar-akar yang menggantung. Selanjutnya Pak Sudarto berkata : “ Kami penduduk Misik dan Sukolilo tidak merelakan Pak kalau Sumber Sentul akan dikelola oleh pihak ketiga. Kami sejak jaman dulu hingga sekarang menggunakan Sumber Sentul secara gratis atau tidak membayar. Kami hanya mengeluarkan uang secara bergotong royong kalau ada pralon yang pecah atau rusak. Sudah selayaknya penduduk Misik Sukolilo dan sekitarnya tetap menjaga dan merawat kelestarian Sumber Air Alam Raksasa Sentul ini. Setelah satu jam penulis mengadakan wawancara secara tidak resmi, penulis arahkan kedua matanya ke atas memandang pohon-pohon besar, tinggi dan subur yang menjulang tinggi ke langit sekitar Sumber Air Alam Raksasa Sentul. Beberapa menit kemudian ada 4 anak laki-laki kecil yang melepas baju dan terjun di sebelah utara bak penampung. Mereka memanfaatkan air untuk mandi dan bermain. Penulis sangat iri dan ingin terjun bersama mereka tetapi sayang penulis pada saat itu tidak membawa celana pendek sehingga mengurungkan niatnya. Dari hasil wawancara dari kedua penduduk Misik, Sukolilo dapat diambil kesimpulan kemanfaatan dari Sumber Air Alam Raksasa Sentul, adalah: 1.Air Sumber tersebut dimanfaatkan oleh ribuan masyarakat Misik, Sukolilo dan sekitarnya secara gratis. 2.Air Sumber Sentul dapakai untuk memberi minum jutaan ternak dan unggas. 3.Air Sumber Sentul dipakai untuk mengairi ratusan hingga ribuan hektar sawah. 4.Sumber Sentul sebagai perlindungan berbagai jenis ikan air tawar. 5.Sumber Sentul airnya dimanfaatka oleh anak-anak Misik, Sukolilo dan sekitarnya sebagai tempat permaianan air secara gratis. Memang tidak berlebihan kalau sebagian besar Masyarakat Misik, Sukolilo dan penduduk di sekitar yang telah memanfaatkan air sumber tersebut mempertahankan keberadaan Sumber Air Alam Raksasa Sentul dengan harga mati. Tidak akan pernah dijual dengan harga sebesar apapun.Setelah mengucapkan rasa terima kasih pada Bapak Sudarta dan Bapak Sutrisno serta makhluk gaib yang berada disekitar sumber tersebut akhirnya penulis pulang.(Ditulis oleh P Damin)
0 komentar:
Posting Komentar